Madu Hutan Asli Pegunungan 'Toba' Semanis Keindahan Alamnya

Madu Hutan Asli Pegunungan 'Toba' Semanis Keindahan Alamnya
Parasman Silaen di lokasi penangkaran lebah madu miliknya di desa Tornagodang, Kecamatan Habinsaran • (foto: novel m sinaga)

JURNALDAIRI.com - TOBA. Desa Tornagodang, Kecamatan Habinsaran yang merupakan salah satu daerah pegunungan di Kabupaten Toba cukup dikenal sebagai kawasan penghasil madu hutan oleh masyarakat sekitar.

Kawasannya yang asri dengan luasnya hutan yang dimiliki, serta banyaknya perkebunan milik warga yang menanam berbagai tumbuhan berbunga seperti Kopi, Coklat dan tanaman lainnya, menjadi tempat yang sangat cocok bagi lebah madu untuk berkembang. Karena secara alami, bunga memiliki hubungan 'simbiosis' yang saling menguntungkan dengan lebah madu. Dimana lebah menyerap sari-sari bunga yang diolah lebah menjadi madu, dan bunga yang dihinggapi oleh lebah akan terbantu dalam penyerbukan guna menghasikan buah atau biji.

Hal inilah yang dilihat oleh Parasman Silaen, salah satu warga Desa Tornagodang, Kecamatan Habinsaran sebagai peluang usaha bisnis, untuk menambah penghasilannya dengan mengembangkan usaha produksi lebah hutan asli di kampung halamannya.

Disela-sela pekerjaannya sebagai petani, dirinya membudidayakan atau beternak lebah madu yang lokasinya dibangun tidak jauh dari kediamannya. Ada terdapat belasan 'stup' atau kotak kayu sebagai pengganti sarang alami lebah madu miliknya, yang dipajang di batang-batang pohon pinus.

"Saat ini sedang musim hujan yang berkepanjangan, sehingga madu sedikit. Karena kalau hujan, lebah enggan keluar dari sarangnya untuk mencari kembang-kembang bunga yang ada disekitarnya. Saat-saat seperti ini, kita tidak bisa ambil banyak madu dari dalam sarangnya, supaya ada untuk makanan bagi lebah madu itu sendiri. Kita hanya bisa ambil sedikit," ucap Parasman menjelaskan, saat ditemui para pendamping UMKM dari Womanpreneur Community (WPC) bersama jurnaldairi.com di kediamannya, Selasa (04/10/2022).

Meski hasil panen sedikit di musim hujan saat ini, Parasman tidak sungkan-sungkan menyuguhkan hasil panen madu miliknya lantaran rasa senang dan bahagianya dengan adanya kunjungan para pendamping dan mentornya dalam pengembangan UMKM produksi madu yang ia geluti. Ternyata Parasman adalah salah satu pelaku UMKM yang terpilih mengikuti Pelatihan Inkubator Bisnis UMKM Binaan PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) bersama Yayasan Dr. Sjahrir & Womanpreneur Community. Pelatihan bisnis yang saat ini sedang berjalan yang diikutinya, menjadikan Parasman semakin optimis, jika usaha madu hutan asli yang dikelolanya, nantinya bisa menjadi 'ikon' oleh-oleh asal Kabupaten Toba.

Selain suguhan kopi 'Parsoburan' dengan campuran madu sebagai pemanisnya, beberapa botol madu kemasan miliknya juga sudah ia siapkan untuk dicicipi para tamunya yang datang hari itu.

Saya yang ikut dalam kunjungan itu, mewakili jurnaldairi.com juga memiliki kesempatan menyerumpput kopi madu yang disuguhkan. Termasuk merasakan manisnya madu dalam kemasan botol-botol yang menjadi produksi UMKM milik Parasman.

Perjalanan yang jauh menghabiskan sekitar tiga jam perjalanan dari Kota Balige ke Desa Tornagodang, kecamatan Habinsaran yang berjarak sekitar 25 kilometer akhirnya terbayarkan saat menikmati manisnya madu hutan asli milik Parasman Silaen. Tidak hanya itu, mata pun dimanjakan saat menelusuri jalan-jalan menanjak menuju pegunungan di Kecamatan Habinsaran, karena indahnya alam pegunungan yang asri yang dilalui. Bentangan hutan yang hijau dipadu dengan panorama 'Panatapan' Danau Toba yang indah, menjadikan rasa madu hutan milik Parasman dari Pegunungan Habinsaran semanis keindahan alamnya. Terlebih, keasliannya sangat terjamin.

Reporter

Novel M Sinaga

Komentar