Program Holtikultura Lahan Kering di Dairi Segera Bergulir, Alokasi Dana Mencapai Rp 1,87 triliun

Program Holtikultura Lahan Kering di Dairi Segera Bergulir, Alokasi Dana Mencapai Rp 1,87 triliun
Keterangan foto : Bupati Dairi bersama petani melakukan penanaman. • Istimewa

JURNALDAIRI.com - Proyek pembangunan hortikultura lahan kering atau disebut HDDAP yang dikelola oleh Kementerian Pertanian akan mulai bergulir di Kabupaten Dairi tahun 2024 – 2028 dengan alokasi dana mencapai Rp 1,87 triliun.

Program ini dibiayai oleh pinjaman Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan rantai nilai produk hortikultura di Indonesia.

Hal itu disampaikan Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu didampingi Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Dairi, Robot Simanullang saat kunjungan kerja (Kunker) di Kecamatan Parbuluan, Selasa (26/3/2024) lalu.

Disebutkannya, dari 13 kabupaten yang terpilih se-Indonesia, Dairi salah satu yang paling siap, baik dari segi lahan, petani dan kelembagaannya

"Kita siap menyambut peluang besar ini dan mendukung proyek HDDAP ini. Karena kita sudah punya koperasi yang nanti bisa kita giring sebagai offtaker yang bergabung dalam Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP)," kata Eddy Berutu.

Untuk program ini Kabupaten Dairi telah mempersiapkan lokasi lahan seluas 606 hektar yang tersebar di 5 Kecamatan, yakni Sumbul, Pegagan Hilir, Sitinjo, Parbuluan dan Sidikalang.

Eddy Berutu berkeyakinan bahwa Proyek HDDAP ini bisa menjadi masa depan petani dan pertanian Kabupaten Dairi.

"Melalui HDDAP ini bisa menjadi masa depan pertanian kita khusus hortikultura. Jangan salah, meskipun disini nanti ada kopi, bisa juga dilakukan tumpang sari dengan tanaman hortikultura didalamnya sebagai komoditi utama," ujar Eddy Berutu.

Dijelaskannya, bahwa proyek HDDAP akan berfokus pada pengelolaan lahan kering, dengan prinsip konservasi tanah dan air untuk mencegah degradasi lahan yang bisa mengakibatkan lahan menjadi tidak produktif.

Ada 4 komoditi yang akan dikembangkan dalam program ini, seperti bawang merah, cabe merah, wortel dan sayur daun yang akan dikembangkan dalam musim tanam pertama. Di Musim tanam kedua dan seterusnya dapat dikembangkan dengan komoditi hortikultura lahan kering lainnya.

"Tadinya kita ingin luasannya lebih besar, namun ketentuan dari Bank ADB itu diminta kemiringan lahannya tidak boleh lebih dari 15 derajat, maka ada beberapa lokasi yang tidak memenuhi syarat sehingga kita tidak ikutkan," sebut Eddy Berutu.

"Mimpi kita kedepan, karena kita memiliki 15 kecamatan dengan dengan 3 elevasi berbeda, yakni dataran tinggi, menengah dan rendah. Projek ini juga ingin kita coba dikelola Pemkab untuk komoditi hortikultura buah seperti durian, duku manggis dan yang lainnya dengan metode pengelolaan HDDAP," tuturnya.

Sementara itu Kadis Pertanian Dairi, Robot Simanullang menyebutkan, bahwa HDDAP ini adalah kerjasama Kementerian Pertanian dengan ADB, dan IFAD lembaga yang menangani pembiayaan bidang pertanian.

"Tadi sudah dijelaskan pak bupati bahwa kita mendapat 606 hektar lahan, dengan konsep bahwa HDDAP ini memiliki program kampung holtikultura," ucap Robot.

Ini adalah proyek investasi terpadu mulai dari hulu ke hilir yang semuanya dikawal, dan biasa disebut agribisnis untuk menjadikan petani maju dan modern dan petani mandiri.

"Konsep ini, pada musin tanam pertama bibit dan pupuk akan disediakan, dan di musim tanam berikut serta 5 tahun berikutnya semua adalah swadaya petani yang bisa diperoleh melalui skema KUR bantuan pemerintah atau modal sendiri," ujar Robot.

Petani tidak perlu khawatir, Selama kurun 5 tahun itu tetap dilakukan pendampingan, penyediaan infrastruktur jalan, listrik, air, internet smart farming, kemudian yang paling menguntungkan adalah offtakernya sudah tersedia.

Menurut Robot, alasan pemilihan Dairi ikut dalam program ini, karena keseriusan bupati usai melakukan presentasi didepan konsultan bank ADB tentang potensi hortikultura di Kabupaten Dairi, sehingga mereka (ADB) menyatakan Dairi harus dapat.

"Kita dapat proyek ini karena kerja keras bupati melalui presentasi ditambah dengan potensi yang sudah dimiliki oleh Dairi sebagai sentra hortikultura di Sumatera Utara," terangnya.

Reporter

Fajar Gunawan

Editor

Novel M Sinaga

Komentar

Belum ada komentar pada berita ini!